Doa yang diterima oleh Allah swt.adalah doa yang benar-benar tulus dari hati.Dengan do'a seseorang bisa berharap bahwa taqdir yang Allah ta’aala
tentukan atas dirinya berubah. Hal ini merupakan sebuah berita gembira
bagi siapapun yang selama ini merasa hidupnya hanya diwarnai penderitaan
dari waktu ke waktu. Ia akan menjadi orang yang optimis. Sebab keadaan
hidupnya yang selama ini dirasakan hanya berisi kesengsaraan dapat
berakhir dan berubah. Asal ia tidak berputus asa dari rahmat Allah
ta’aala dan ia mau bersungguh-sungguh meminta dengan do’a yang tulus
kepada Allah ta’aala Yang Maha Berkuasa.
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا
تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ
جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ
وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا
تُنْصَرُونَ
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah ta’aala mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya
Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu
kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab
kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS Az-Zumar 53-54)
Demikianlah, hanya orang yang tetap berharap kepada Allah ta’aala saja
yang dapat bertahan menjalani kehidupan di dunia betapapun pahitnya
taqdir yang ia jalani. Ia akan senantiasa menanamkan dalam dirinya bahwa
jika ia memohon kepada Allah ta’aala dalam keadaan apapun, maka derita
dan kesulitan yang ia hadapi sangat mungkin berakhir dan bahkan berubah.
Sebaliknya, orang yang tidak pernah kenal Allah ta’aala dengan
sendirinya akan meninggalkan kebiasaan berdo’a dan memohon kepada Allah
ta’aala. Ia akan terjatuh pada salah satu dari dua bentuk ekstrimitas.
Pertama, ia akan mudah berputus asa. Atau kedua, ia akan lari kepada
fihak lain untuk menjadi sandarannya demi merubah keadaan. Padahal
begitu ia bersandar kepada sesuatu selain Allah ta’aala –termasuk
bersandar kepada dirinya sendiri- maka pada saat itu pulalah Allah
ta’aala akan mengabaikan orang itu dan membiarkannya berjalan mengikuti
situasi dan kondisi yang tersedia. Sedangkan orang tersebut dinilai
sebagai seorang yang mempersekutukan Allah ta’aala dengan yang lain.
Berarti orang tersebut telah jatuh ke dalam kategori seorang musyrik...!
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Dan Tuhanmu berfirman, "Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri
dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina."
(QS Al-Mu’min 60)
Dan yang tidak kalah pentingnya bahwa seorang muslim tidak boleh pernah
berhenti meminta kepadaNya, karena sikap demikian merupakan suatu
kesombongan yang akan menjebloskannya ke dalam siksa Allah ta’aala yang
pedih. Maka Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda:
مَنْ لَمْ يَدْعُ اللَّهَ غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ
“Barangsiapa tidak berdo’a kepada Allah ta’aala, maka Allah ta’aala murka kepadaNya.” (HR Ahmad 9342)
Saudaraku, janganlah berputus asa dari rahmat Allah ta’aala. Bila Anda
merasa taqdir yang Allah ta’aala tentukan bagi hidup Anda tidak
memuaskan, maka tengadahkanlah kedua tangan dan berdo’alah kepada Allah
ta’aala. Allah ta’aala Maha Mendengar dan Maha Berkuasa untuk mengubah
taqdir Anda. Barangkali di antara do’a yang baik untuk diajukan sebagai
bentuk harapan agar Allah ta’aala mengubah taqdir ialah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ
لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي
فِيهَا مَعَادِي وَاجْعَلْ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ
وَاجْعَلْ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ
“Ya Allah, perbaikilah agamaku untukku yang mana ia merupakan penjaga
perkaraku. Perbaikilah duniaku yang di dalamnya terdapat kehidupanku.
Perbaikilah akhiratku untukku yang di dalamnya terdapat tempat
kembaliku. Jadikanlah hidupku sebagai tambahan untukku dalam setiap
kebaikan, serta jadikanlah matiku sebagai istirahat untukku dari segala
keburukan.”
(HR Muslim 4897)
sumber: http://mutiaraakhlak.blogspot.com/2012/02/hanya-kekuatan-doa-yang-dapat-mengubah.